PEKANBARU, PARASRIAU.COM - Genap sudah 10 tahun Wailkota dan Wakil Walikota Pekanbaru, Firdaus- Ayat memimpin kota ini. Kota Pekanbaru yang merupakan Ibukota Provinsi Riau. Dalam 2 periode kepemimpinannya, Firdaus-Ayat sukses dengan visi dan misi mereka dalam membangun kota ini.
Dalam visi pertama, Firdaus-Ayat menetapkan visi Pekanbaru Metropolitan Madani yang saat ini telah tercapai dengan indikator pesatnya pembangunan di Pekanbaru pada periode pertama. Jumlah penduduk yang dulunya hanya +/- 800 ribu jiwa pada tahun 2012, saat ini berkembang menjadi 1,2 juta jiwa.
Walikota Pekanbaru periode 2012-2017 mengusung visi Metropolitan Madani. Visi yang menjadi tujuan pembangunan adalah terwujudnya Pekanbaru sebagai kota Metropolitan Madani. Visi ini diilhami oleh semangat luhur yang terkandung dalam syair lagu Indonesia raya, bangunlah badannya bangunlah jiwanya. Dimana metropolitan adalah wujud fisik kota yang ingin dicapai, sedangkan madani adalah jiwa kota, yaitu masyarakat berkualitas, unggul, mandiri, tangguh dan berdaya saing.
Madani juga menggambarkan kondisi masyarakat ideal, yang diilhami oleh sejarah nabi dalam membangun kota dan masyarakat madinah. Dalam konsep ini masyarakat madani digambarkan sebagai masyarakat yang religius, sejahtera, rukun, disiplin, taat hukum, toleran, sehat, cerdas dan berakhlak.
Pada periode ini, pasangan Walikota Dan Wakil Walikota Firdaus-Ayat berhasil mengantarkan Pekanbaru menjadi salah satu kota terkemuka di Indonesia. Pekanbaru bukan saja berkembang dalam batas administrasinya menjadi sebuah kota metropolitan, tapi juga mempengaruhi kawasan di sekitarnya tumbuh menjadi kawasan perkotaan yang disebut metropolitan Pekansikawan, yaitu kawasan yang meliputi wilayah Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan.
Begitu juga akses pembangunan, seperti jalan, pelayanan public tercapai dengan baik. Di bidang keagamaan pembinaan masjid paripurna, perhatian insentif guru MDTA yang juga terlaksana dengan baik.
Keberhasilan Firdaus-Ayat dalam membangun Kota Pekanbaru pada periode pertama, membuat pasangan ini kembali dipercaya masyarakat memimpin Pekanbaru pada periode (2017-2022).
Pada periode kedua (2017-2022), visi yang diusung Firdaus-Ayat yakni mewujudkan Pekanbaru Smartcity Madani. Visi ini kembali sukses dijalankan.
Visi yang diusung dalam periode kedua ini adalah terwujudnya Pekanbaru Smartcity Madani. Visi ini melanjutkan visi sebelumnya, yaitu Metropolitan Madani. Visi kota metropolitan dilanjutkan dengan smartcity atau kota cerdas, sedangkan visi madani tetap, karena visi ini dinilai masih relevan dan harus berkelanjutan, butuh waktu yang lebih panjang untuk mewujudkan masyarakat madani.
Uniknya konsep smartcity yang dikembangkan Firdaus-Ayat, memiliki filosofi yang berbeda dengan konsep yang hari ini berkembang di dunia dan di Indonesia secara umum.
Menurut Firdaus-Ayat, para bapak pendiri bangsa kita adalah orang-orang visioner berfikir melewati zamannya, ketika merumuskan visi NKRI dalam pembukaan UUD’45, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, mereka juga merumuskan cara mewujudkannya, yaitu dengan mencerdaskan kehidupan bangsa atau menjadi bangsa cerdas dengan istilah smart nation.
Dalam pelaksanaan visi-misinya, pasangan Firdaus-Ayat memiliki lima strategi pembangunan yang disebut panca cita, yaitu:
- pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan pemerataan pembangunan
- penyediaan infrastruktur dasar
- pendekatan pembangunan kota modern (smartcity, liveable city, greencity)
- kerjasama kawasan pekansikawan
- pemberdayaan masyarakat
Modal Pembangunan
Sebagai ibukota Propinsi Riau, propinsi yang kaya akan bahan tambang dan minyak bumi serta hasil perkebunan dan kehutanan, Pekanbaru justru tidak memiliki kekayaan dan potensi sumber daya alam. Modal Pekanbaru dalam membangun hanya mengandalkan :
1. Letak strategis
Kota Pekanbaru berada di posisi strategis di tengah-tengah Provinsi Riau dan pulau Sumatra dan menjadi simpul lalu lintas dan jalur perdagangan Sumatera. Dan menjadi pintu perdagangan mea dan dunia.
2. Penduduk. Dengan jumlah penduduk 1,136.557 juta jiwa di malam hari dan 1,4 juta jiwa di siang hari. Pertumbuhan penduduk adalah 4,5% pertahun dengan tingkat kelahiran 1.8%, urbanisasi 2.7 % dengan komposisi penduduk heterogen, multi etnik dan agama.
3. Luas wilayah. Kota Pekanbaru memiliki luas wilayah 632,26 km2 dengan 15 kecamatan dan 83 kelurahan, RW 761 dan RT 3.076 setara dengan luas Singapura, setara luas wilayah daratan DKI Jakarta. Sedangkan kawasan kota yang terbangun baru 30 % (potensi 40%).
Strategi Pembangunan Panca Cita
Keberhasilan dan capaian pembangunan selama 10 tahun belakangan ini, tidak terlepas dari kepemimpinan Firdaus-Ayat dan merupakan hasil kaloborasi semua pihak, terutama dukungan dan partispasi masyarakat dalam mewujudkan Pekanbaru Smart City Madani.
“Untuk mewujudkan visi dan tujuan pembangunan tersebut, Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru melakukan lima strategi yang disebut dengan Panca Cita yaitu :
- Penataan dan pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan merata.
- Penyediaan infrastruktur dasar JALITA, yaitu Jalan, Air bersih atau sanitasi, Listrik dan Telekomunikasi
- Pembangunan kota modern, melalui konsep smart city atau kota pintar, liveable city atau kota layak hidup, dan green city atau kota ramah lingkungan dan berkelanjutan
- Pembangunan kawasan perkotaan pekansikawan
- Pemberdayaan masyarakat, Revolusi mental dan Program pemberdayaan masyarakat (ekonomi kerakyatan)
Dalam praktiknya, konsep di atas telah diimplementasikan dalam berbagai program kegiatan pembangunan, terutama pada kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis wilayah. Program ini merupakan salah satu inovasi Kota Pekanbaru dalam pemberdayaan masyarakat, yang dilaksanakan melalui program pemberdayaan masyarakat berbasis rukun warga (pmb-rw) dan program pemberdayaan masyarakat berbasis rumah ibadah (masjid paripurna).
Kemajuan yang telah dirasakan dan laksanakan pada periode pertama tahun 2012-2017 dan periode kedua tahun 2017-2022 telah mengantarkan Pekanbaru menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Banyak indikator yang berhasil terlihat dan bisa diukur bersama, ketika berbicara kebutuhan dasar masyarakat. JALITA (Jalan, listrik, Air Transportasi dan Telekomunikasi) bisa kita ukur bersama. Di bidang pembangunan jalan, begitu banyak pembangunan jalan yang sudah tercapai di Pekanbaru, baik pembukaan jalan baru, peningkatan jalan, bahkan juga sudah dibangun jalan outer ring road.
Manajemen Penyediaan Air Bersih juga berjalan dengan baik di Kota Pekanbaru melalui skema KPBU SPAM. Listrik, kalau dulu kita sering mengalami mati listrik bergilir di Pekanbaru. Sejak dibangun pembangkit listrik PLTU/PLTG, maka kita sudah jarang mengalami mati lisrik bergilir seperti dulunya.
Transportasi, dalam catatan Kementerian Perhubungan menyebutkan bahwa pengelolaan sistem pengelolaan transportasi di Kota Pekanbaru adalah salah satu yang terbaik di Indonesia. Dahulu sebelum tahun 2012, jumlah armada Trans Metro Pekanbaru hanya berjumlah 20 unit. Sekarang berjumlah 100 unit lebih dan telah ada koridor menjangkau wilayah Pekansikawan.
Telekomunikasi, sampai hari ini sistem telekomunikasi di Pekanbaru sudah menyeluruh/universal dan tidak ada black spot/kosong jaringan yang menandakan pelayanan bidang telekomunikasi sudah terlaksana dengan baik.
Indikator lainnya dilihat pada sektor pendidikan. Saat ini sudah berdiri ratusan fasilitas pendidikan/gedung sekolah di Pekanbaru. Baik yang dibangun pemerintah, swasta. Mulai dati tingkatan SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi selama 10 tahun terakhir.
Perhatian kepada Guru MDTA. Menurut catatan Kemenag, Pekanbaru adalah kota yang menaruh perhatian tinggi terhadap insentif guru MDTA.
Bidang kesehatan, sudah banyak berdiri Rumah Sakit di Pekanbaru, klinik-klinik. Baik dibangun pemerintah seperti RS Madani, dimana sebelumnya belum ada rumah sakit rujukan milih Pemerintah Kota Pekanbaru.
Di samping itu 28 puskesmas ditingkatkan layanannya dari Puskesmas Rawat Jalan menjadi Puskesmas Rawat Inap serta ada Puskesmas Wisata. Juga berdirinya klinik-klinik oleh pelaku usaha dan rumah sakit.
Di masa kepemimpinan Firdaus-Ayat, kita bisa lihat Pembangunan jalan, jembatan dan flyover di Pekanbaru dan investasi yang cukup banyak di Pekanbaru. Ketika orang berbicara itu bukan Firdaus-Ayat/dana APBD yang membangun. Betul, karena Pemerintah menyesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah hanya 10 persen untuk membangun kota. Namun, yang paling berperan membangun kota ini adalah pelaku usaha/investor. Tapi pelaku usaha itu hanya akan datang ke daerah berpotensi besar, kepemimpinan yang sejuk, aman, daerah nyaman untuk berinvestasi di Pekanbaru.
Maka kepemimpinan Firdaus-Ayat dipandang sangat aman, nyaman oleh investor. Disamping Firdaus-Ayat juga sering dan aktif melakukan lobi-lobi ke berbagai pihak, baik di tingkat nasional maupun tingkat Asia.
KIT (Kawasan Industri Tenayan) juga sedang dibangun sebagai salah satu proyek strategis nasional. Yang akan mendatangkan investor nasional dan internasional. KIT akan menampung 150.000 tenaga kerja di Pekanbaru.
Dalam kehidupan beragama, Firdaus-Ayat juga sudah membina 100 rumah ibadah Masjid Paripurna yang imamnya/manajemennya diberi gaji berasal dari APBD Kota Pekanbaru.
Begitu juga dalam hal perparkiran yang sudah dikelola dengan pola BLUD. Sistem pembayarannyapun sudah dengan sistem uang elektronik. Tak ada lagi alasan tidak bisa bayar parkir dan ini juga bisa meminimalisir kebocoran anggaran perparkiran di Pekanbaru.
Juga perpustakaan digital dan pengurusan surat-surat terkait kependudukan dan pencatatan sipil, pun terkait pajak. Semua sudah bisa diakses dengan mudah dan sangat smart. Itulah salah satu indikator Smart City Madani.
Perkembangan dan dinamika yang terjadi di Kota Pekanbaru tidak terlepas dari perhatian pemerintah pusat, yang menilai bahwa Pekanbaru sangat cocok dan siap untuk implementasi berbagai pilot project atau proyek percontohan dalam mengatasi berbagai permasalahan perkotaan, pengembangan kebijakan dan kegiatan strategis nasional khususnya di bidang infrastruktur, pelayanan publik dan kebijakan lainnya. Diantaranya adalah:
- Pilot project Inovasi Daerah, dari Kementian Dalam Negeri
- Pilot project Pengolaahan Air Limbah Domestik Skala Kota dengan sistem perpipaan,
- Pilot project Program KPBU, air bersih
- Pilot project Perencanaan Angkutan Umum Masal
- Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata (Agrowisata) di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir.
- Destinasi Wisata Halal,
- Pembangunan Kawasan Industri Tenayan Eco Industrial Park (TEIP)
- Pilot Project Program BPNT ( pengganti Raskin), dan Program SLRT ( Sistem Layanan Rujukan Terpadu dalam Penanganan Penangggulangan Kemiskinan dan PMKS), dari Kementerian Sosial.
- Program Gerakan 100 Smartcity,
- Rule Model Mal Pelayanan Publik (MPP)
- Rule Model Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rumah Ibadah / Masjid Paripurna dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW),
- Rule Model Kartu Smart Madani. (Advertorial)