Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Prof Huzaemah T Yanggo |
JAKARTA, PARASRIAU.COM - Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Huzaemah T Yanggo menyampaikan jumlah ulama perempuan di Indonesia masih kurang. Untuk itu, ulama pakar fikih ini mengapresiasi Masjid Istiqlal yang akan mengkader dan melahirkan ulama-ulama perempuan pengkaji Alquran dan hadist.
"Masih kurang (ulama perempuan), perlu banyak (ulama perempuan), kalau (ulama) laki-laki sudah banyak," kata Prof Huzaemah seperti dikutip dari Republika.co.id, Selasa (23/2/2021).
Ia mengatakan, tentu jumlah perempuan yang menjadi ulama masih kurang. Sebab dulu umumnya yang melanjutkan sekolah adalah laki-laki. Tapi sekarang perempuan yang melanjutkan sekolah sudah mengalami kemajuan.
Mengapa dulu perempuan tidak banyak yang melanjutkan sekolah, menurutnya, karena budaya. Budaya di masa lalu perempuan banyak yang tidak melanjutkan sekolah.
Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI ini mengapresiasi Masjid Istiqlal yang akan mencetak dan melahirkan ulama-ulama perempuan. "Bagus supaya perempuan juga mengerti (isi Alquran dan hadist), jangan yang laki-laki saja (yang mengerti), biar tahu juga dia (perempuan) hak dan kewajibannya," ujarnya.
Apakah ulama perempuan yang mengkaji Alquran dan hadist akan menghasilkan perspektif baru, Prof Huzaemah berpandangan, bisa menghasilkan perspektif baru dan bisa tidak. Sebab mengkaji Alquran sama seperti yang dulu dilakukan, yakni untuk mendalami isi Alquran.
Ia mengatakan, kalau ada masalah aktual, bisa saja hasil kajian Alquran dikaitkan dengan masalah aktual, tapi tidak liberal dan kebablasan. Untuk itu, Prof Huzaemah mendorong kaum perempuan agar tampil sebagai pengkaji Alquran dan hadist.
"(Pengkaji Alquran dan hadist) jangan laki-laki semua karena penafsiran-penafsiran banyak yang dipengaruhi oleh perspektif laki-laki," ujarnya. (republika)
Editor: Anto Chaniago